Selasa, 07 Januari 2025

Gunung atau Pantai

Kukira selama ini harus memilih antara gunung atau pantai. Kalau tidak suka ke gunung, berarti sukanya ke pantai. Sesederhana itu. Mengira pilihan hanya A atau B. Lupa kalau abjad itu bisa sampe Z. Itu saja baru abjad dalam Bahasa Indonesia. Belum kalau standarnya menggunakan abjad bahasa lain. Bisa lebih banyak lagi. Kalau pilihan itu adalah huruf dalam abjad, berarti saya punya banyak pilihan yang bisa saya ambil. Bukan hanya A atau B.

Kukira selama ini harus memilih antara gunung atau pantai, ternyata tidak. Mungkin, bukan soal memilih salah satu. Tapi, bagaimana bisa menikmati keduanya. Karena masing-masing punya indahnya sendiri-sendiri. Mungkin, bukan soal memilih ini atau itu. Tapi, menghargai ini dan itu.

#30hbc2507

@30haribercerita

Fase

Dalam beberapa hari ke depan, Insya Allah usianya akan berganti dari disebut bulan menjadi tahun. Banyak hal yang sudah bisa ia lakukan. Fase di mana ia sedang aktif-aktifnya, bikin ia sering disebut nakal..hehe.


Ah, rasanya seperti baru kemarin ia membuatku belajar bagaimana memakaikan popok newborn, cara menggendong, dan banyak hal lainnya.

Sehat selalu ya, Nak. Ayah sangat menikmati fase ini. Dan, pasti ibumu juga seperti itu. Fase yang Insya Allah ketika kamu dewasa nanti, pasti akan jadi momen yang sangat kami rindukan.

Entah kapan bisanya

Jadi rencananya:

- Selesaikan postingan setiap hari di 30 hari bercerita, lalu
- mulai liat cerita-cerita yang di-repost oleh @30haribercerita, membaca cerita itu langsung dari akun penulisnya satu per satu. Kalau suka ceritanya, like. Kalau merasa perlu kasi komentar, kasi komentar. Dan, kalau sampai suka sekali dengan cerita-ceritnya, follow akunnya. Baru kemudian kasi like di repost-an nya di akun 30hbc.
- Waktu lagi baca-baca cerita, mulai bermunculan notif like di cerita yang tadi sudah kuposting. Yang kasi like itu kemudian jadi sasaranku untuk kukunjungi akunnya. Kalau ia posting cerita 30hbc, aku akan membaca cerita-ceritanya. Lalu, kembali ke poin sebelumnya di atas.

Mau melakukan ini dari awal ikut 30hbc. Tapi, sampai sekarang belum bisa terealisasi. Ternyata merealisasikannya tidak semudah yang dibayangkan. Dan, kalau dipikir-pikir pola seperti ini mengingatkan jaman blog. Saling mengunjungi blog, kemudian saling tinggalkan komentar di blog yang dikunjungi.

#30hbc2505
@30haribercerita

Dibikin 10 tahun lalu

Sepertinya begitu atau mungkin lebih. Tapi, yang pasti lagu ini pertama kali kita bawakan waktu ikut lomba band antar sekolah. Seingatku, kita jadi satu-satunya band yang bawakan lagu ciptaan sendiri.


Minim ilmu rekaman, minim ilmu musik, tapi kita tetap lakukan proses rekaman lagu itu. Bukan di studio musik, bahkan saat itu kita tidak pernah lihat langsung wujud studio rekaman itu seperti apa, kita merekam lagu itu di laptop kantor Bapaknya gitaris kita. Sekitar sepuluh tahun lalu, telinga kita mengamini kalau hasil rekamannya bagus. Makanya, tidak ragu memperdengarkan lagu itu ke teman-teman sekolah. Dan, sampai memasukkannya ke radio-radio.

10 tahun kemudian file lagu itu kudengarkan lagi. Tidak ada bagus bagusnya hasil rekamannya! Di beberapa part ada suara yang fales..haha.

Sekarang kita lagi coba merapikan kembali hasil rekamannya. Entah akan jadi apa nantinya lagu itu, biarkan dia dengan jalannya sendiri. Karya memang perlu dirayakan. Dan, ini salah satu cara kita merayakan karya yang sudah dilahirkan.

#30hbc25sepuluh
#30hbc2504
@30haribercerita

Cemas

Malam itu suasananya hening. Raut cemas tampak di wajah mama. Nenek yang sudah lama terbaring sakit napasnya mulai tersengal-sengal. Anak-anak termasuk aku saat itu diminta mama keluar dari kamar nenek.


Terdengar suara yang bergetar seperti sedang menahan tangis. Bisa kupastikan itu suara mama. “Laa.. ilaha.. illallah... Muhammadur Rasulullah”. Pelaaan sekali, suara nenek samar-samar terdengar mengikuti mengulang kembali kalimat yang diucapkan mama.

Karena penasaran, aku kembali masuk ke kamar. Kubuka tirai, kulihat mama duduk di pinggir tempat tidur membantu nenek minum. Sesaat setelah nenek menelan air itu, seketika itu juga semua orang dewasa yang ada di dalam kamar terdiam. Lalu, tidak lama kemudian tangisan mereka memecah keheningan.

#30hbc2503
@30haribercerita

Berat

Iya, berat ternyata mengerjakan semuanya sesuai yang sudah direncanakan. Dan, bodohnya semuanya tidak dicatat, hanya disimpan di dalam pikiran. Terus berharap bisa menyelesaikan semuanya satu-satu. Tapi, pas memulai, hadeh beraat. Ada-ada saja hal yang mendistract, atau kayanya saya yang memang mau kedistract. Dan, yang jadi musuh terbesar adalah “rebahan sebentar ah baru mulai selesaikan satu-satu”. Sebentar yang bangun-bangun sudah adzan subuh.


#30hbc2502
@30haribercerita

Jumat, 03 Januari 2025

Awal Tahun

Dulu, awal tahun selalu menjadi sesuatu yang saya tunggu-tunggu. Momen bisa keluar rumah sampai tengah malam tanpa harus khawatir jalanan jadi sepi. Suasana yang akan terus ramai sampai pagi. Awal tahun juga jadi momen bisa menuliskan resolusi-resolusi yang bahkan satu poin pun tidak pernah saya realisasikan. Cuma jadi bahan caper di postingan biar kelihatan keren di media sosial.

Sekarang, awal tahun bukan lagi jadi hal ditunggu-tunggu. Hanya jadi sedih karena awal tahun  jadi tanda kalau waktu terus bergerak maju. Usia yang bertambah, orang tua yang semakin menua, dan hal-hal indah yang berubah menjadi sesuatu yang hanya ada di ingatan tanpa benar-benar bisa merasakannya lagi. Waktu pelan-pelan mengambilnya satu-satu.

Awal tahun kini bukan lagi soal harus keluar rumah dan resolusi-resolusi keren yang bahkan itu bukan keluar dari diri sendiri. Tapi, bagaimana bisa menghargai setiap momen yang ada sebelum waktu mengubahnya menjadi kenangan.

#30hbc2501
@30haribercerita


LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...