Minggu, 09 Februari 2014

Memanfaatkan Waktu


Hampir sebagian besar di dunia ini bisa dibuat mundur. Salah satu contohnya, film yang kamu nonton di media player. Kalau ada sesuatu yang kamu lewatkan karena mungkin kamu tertidur saat menonton, kamu bisa tinggal arahin aja cursor laptop kamu ke arah garis durasi film yang ada di media player, kemudian klik di menit yang kamu lewatin tadi. Maka, kamu bisa langsung ada di momen yang kamu lewatkan tadi. Tapi, ada satu hal yang tidak bisa kamu buat mundur di dunia ini. Entah itu memakai tenaga kamu sendiri, tenaga komputer super canggih, ataupun tenaga dukun super sakti. Hal itu adalah WAKTU.

Iya, waktu hanya mengenal langkah maju tanpa pernah sedetikpun berhenti atau sejenak berjalan mundur. Waktu bukanlah jarum jam yang bisa kita putar kembali sesuai keinginan kita. Iya sih, kita bisa saja seakan kembali ke momen-momen tertentu yang pernah kita lewati lewat sebuah proses mengenang yang kita kenal dengan sebutan mengkhayal. Selain mengkhayal, kita juga bisa dibuat seakan kembali ke waktu tertentu lewat bermimpi di saat tidur. Tapi, sadar atau tidak, di saat kita tengah asik mengkhayal ataupun bermimpi, di dunia nyata, waktu tetap berjalan dan tidak mau menunggu kita walaupun hanya untuk sebentar saja.

Mungkin, kamu pernah mendengar keluhan dari temanmu atau keluhan dari diri kamu sendiri. Keluhan yang menyiratkan sebuah keinginan untuk bisa membuat waktu berjalan mundur, sehingga bisa kembali ke waktu yang kita inginkan dan memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan saat itu.

"Ah, kenapa saya bisa sampe melakukan itu?"
"Coba dulu saya berani mengambil keputusan itu."
"Seandainya saya bisa sedikit lebih rajin waktu itu."

dan berbagai macam kalimat-kalimat keluhan lainnya yang terbalut dalam tema yang sama. Penyesalan. Menyesal karena tidak memanfaatkan waktu untuk hal yang lebih bermanfaat. Untuk hal yang harusnya kita bisa kerjakan dari dulu tapi entah kenapa kita sering menunda untuk melakukannya.

Saya tidak bekerja di hari Sabtu dan Minggu. Di hari Sabtu, saya banyak menghabiskannya dengan main PS atau tidur saja. Saya berencana akan mencuci pakaian yang saya pakai di lima hari kemarin nanti di hari Minggu pagi. Dan ketika hari Minggu tiba, ternyata hujan turun dari pagi sampai sore. Saya tetap mencuci pakaian saya. Hanya saja, di hari Senin pagi, hampir sebagian besar pakaian yang saya butuhkan selama lima hari di tempat saya bekerja belum kering sempurna. Andai saja saat itu saya mencuci pakaian saya di hari Sabtu, pasti pakaian saya bisa kering sempurna semuanya.

Iya, itu salah satu contoh kecil kesalahan yang pernah saya lakukan yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik. Sebuah hal kecil yang saya tunda tapi akibatnya cukup besar. Dari situ, saya belajar dari kesalahan yang saya lakukan. Ketika saya libur bekerja, saya akan selalu mendahulukan untuk mencuci pakaian saya, entah dalam kondisi malas ataupun dalam kondisi sedang rajin-rajinnya. Emang sih bisa pake jasa laundry, tapi saya lebih senang mencuci sendiri secara manual, karena bisa jadi sekalian olahraga.

Ngomongin soal belajar dari kesalahan, saya juga cukup banyak belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dan sedang dilakukan oleh beberapa teman saya. Sering menunda dan tidak memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Ada seorang teman yang punya kecukupan ekonomi tapi memilih untuk tidak melanjutkan kuliahnya sampai selesai. Setiap harinya, dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk nongkrong dengan teman-temannya hingga larut malam dan besoknya dia habiskan dengan tidur sampai sore. Begitu seterusnya siklus kehidupannya di setiap hari. Menurut saya, andai saja, di sela-sela "kesibukannya" itu dia juga sedang mempersiapkan sebuah karya, misalnya sebuah buku, saya yakin lima tahun ke depan tidak akan muncul penyesalan di dalam dirinya.

Ada juga seorang teman yang dulunya seorang bintang di lapangan hijau. Setiap ada dia di sebuah pertandingan, tim-tim lainnya akan langsung merasa khawatir. Tapi, selain jadi bintang lapangan hijau, dia juga seorang peminum minuman beralkohol yang handal. Entahlah, apa ini berkaitan dengan kebiasaannya itu atau tidak, tapi sekarang dia jadi punya beberapa penyakit yang mengakibatkan dia tidak bisa bermain bola lagi. Dan dia sekarang kondisi fisiknya jadi nampak sangat berbeda dengan foto ketika dia kuliah dulu yang pernah dia perlihatkan kepada saya. Dia juga kurang paham dengan hal-hal yang berkaitan dengan komputer karena katanya dulu dia sering memandang remeh dan malas untuk belajar hal-hal yang berkaitan dengan komputer. Sekarang, dia hanya bisa mengenang masa kejayaannya itu lewat cerita-cerita yang sering dia ceritakan kepada saya.

Dari kesalahan-kesalahan beberapa teman saya itu, saya merasa saya belum terlambat untuk berubah dan memanfaatkan waktu lebih baik lagi. Saya mulai melakukan beberapa hal yang saya yakin jika saya konsisten melakukannya akan memberikan manfaat dan membuat saya "besar" nantinya. Juga yang terpenting, bisa jadi jalan saya mewujudkan mimpi untuk menjadi penyanyi dan pencipta lagu, juga penulis.

Emang sih, sekarang saya bekerja di sebuah bank swasta dengan gaji yang cukup. Dan bisa membuat beberapa teman mengatakan kalau saya sekarang sudah sukses. Tapi, menjadi seorang teller bukanlah sebuah kesuksesan buat saya.

Bukan..bukan. Saya bukannya tidak mensyukuri pekerjaan saya sekarang sebagai teller. Tapi, menjadi seorang teller bukanlah impian saya. Saya ingin menjadi seorang yang selalu disibukkan dengan membuat lagu di sebuah studio, yang selalu disibukkan dengan naskah novelnya yang akan diterbitkan, yang selalu disibukkan dengan membuat postingan-postingan menarik di blognya, yang selalu disibukkan dengan mengabadikan sudut-sudut indah dari kotanya lewat kamera miliknya, dan yang selalu disibukkan dengan usaha-usaha kecil-kecilannya. Karena pekerjaan yang sebenarnya menurut saya adalah pekerjaan yang berasal dari hobi kita. Dan ketika nanti saya berhasil mewujudkan itu, itulah sukses yang sebenarnya.

Jadi, di Sabtu dan Minggu akan sangat rugi rasanya jika hanya melewatinya dengan tidur atau main PS saja. Saya menyempatkan dan memanfaatkan hari libur saya itu untuk membuat lagu, meneruskan naskah novel saya sampai selesai dan siap dikirimkan ke penerbit, update-in blog, minjem kamera temen kemudian moto sudut-sudut menarik di kota saya dan membuatnya menjadi bahan postingan, dan mulai melakukan tahap produksi untuk usaha kripik tempe aneka rasa milik saya. Juga tidak lupa berdoa kepada Tuhan, meminta kepada-Nya untuk membantu mewujudkan impian saya lewat usaha-usaha yang saya lakukan itu.

Untuk sekarang saya tetap menjalankan pekerjaan saya sebagai seorang teller dengan sebaik mungkin. Love what I do. Tapi, selalu tertanam di diri saya, saya itu ibarat sebuah negara, saya belum di zaman kemerdekaan, saya masih di zaman perjuangan, dan saya yakin, saya pasti akan bisa "merdeka" melakukan semua hal yang saya cintai dan menjadikannya pekerjaan saya. Do what I love. Jadi, untuk sekarang, belum pantas buat saya untuk bersantai dan sering menunda untuk menyelesaikan sesuatu. Saya lebih memilih menunda dan membatalkan untuk menyesal di 10 tahun saya nanti.

10 komentar:

  1. wah aku masih sering tuh nunda-nunda -_- management waktuku berantakan, self leadershipku juga masih lemah. kayaknya butuh pembenahan besar-besaran buat diri saya ._.
    soal mimpi dan profesi, ternyata memang kita terkadang harus jadi 'orang lain' dulu ya, baru bisa bebas jadi diri sendiri. *noted
    And, I like this one:
    "Saya lebih memilih menunda dan membatalkan untuk menyesal di 10 tahun saya nanti."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mumpung masih muda, jadi masih banyak waktu dan kesempatan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. :)

      Hapus
  2. wahh aku sering membuang waktu -__-

    terus aku setuju tuh, pekerjaan yg sebenarnya adalah pekerjaan yg berasal dari hobi :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti waktunya banyak, sampe dibuang-buang..hehe

      Sip! Terima kasih Bro sudah berkunjung. :)

      Hapus
  3. Baru kali ini nih baca postingan yang serius. Bener bgt, kadang suka malah pgen punya pemutar waktunya doraemon -__-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat wujudkan impian emang harus dengan serius juga ngejarnya. #gaknyambung.

      Wati, coba cek laci mejanya aja, jangan2 emang ada mesin waktunya.hehe

      Hapus
  4. Saya sering banget menyia-nyiakan waktu. Nantinya nyesel, tapi akhirnya diulang lagi. Nggak akan kaya gitu lagi deh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo nyesel mah pasti gak diulang lagi. Kalo sampe diulang lagi, itu namanya udah pilihan.hehe

      Terima kasih sudah mampir. :)

      Hapus

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...