Katamu, tak bisa tanpaku.
Tapi, sekarang kamulah yang lebih dulu bisa tersenyum tanpa beban.
Katamu, akan bagaimana jadinya jika nanti bukan aku.
Tapi, bahkan bayangku pun sekarang mungkin sudah tak bersisa.
Katamu, selalu doakan yang terbaik untuk kita.
Tapi, saat itu kamu sibuk berdoa yang terbaik untukmu.
Katamu, tunggulah. Akan ada waktu yang tepat untukku.
Iya, waktu yang tepat untukku tahu.
Kalau katamu memang hanya kata-kata.
- aditya ks
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Kamis, 14 Maret 2019
Minggu, 25 Oktober 2015
Kamu
Akankah?
Kata, kalimat, dan tanya menyatu di dalamnya
Jawabnya ada padamu
Kata, kalimat, dan tanya menyatu dalam sederhana
Sederhana bertemu
Sederhana tertawa
Sederhana mengenal
kamu
Jumat, 17 Januari 2014
Kamu
Kamu di sini
Di hati yang memukul keras dadaku
Di dada yang menyesaki rongga hidungku
Dan di hidung yang sebagian napasnya diambil olehnya
Terjadi atas izinmu, tanpa kuasaku
Terjadi atas maumu, tanpa harapku
Puaskah? Semoga
Kamu di sini
Di sepi yang mencuri ingatan
Di ingatan yang menyimpan manis kenangan
Dan di kenangan yang harusnya jadi sebuah lagu
Indah ketika dinyanyikan, bukan menyesaki
Indah ketika mengalun, bukan mengiris
Haruskah seperti ini? Mungkin
Jumat, 01 November 2013
A Bell
Bukan.., bukan tentang sebuah bel.
Ini tentang seseorang.
Sepasang mata, sebuah senyum, menjadi awal.
Awal yang menjadi kunci,
Untuk sebuah hati yang setahun lebih tertutup rapat.
Selasa, 09 April 2013
Selamat Ulang Tahun Mama
Ulang Tahun Mamaku itu sebenarnya tanggal 7 April di hari Minggu kemarin. Kami anak-anaknya (gue, Rati, dan Andika) ingin banget bisa merayakannya. Misalnya, dengan pergi rekreasi ke pantai, atau hanya sekedar ngumpul di P2 (baca: Pe Dua) atau Pantai Penghibur sambil karaokean. Tapi, kami sadar, kami belum mampu untuk mengajak Mama. Jadinya, hari Minggu kemarin hanya berlalu seperti hari biasanya. Like there is nothing special, dari si bulat kuning muncul sampai dia gantian shift dengan si bulat putih. Gue, sebagai anaknya merasa malu karena belum bisa kasi apa-apa ke mama gue. Memang beliau nggak pernah ungkapin sesuatu yang beliau mau lewat kata yang keluar dari mulutnya, tapi gue yakin banget, if 'something' is hiding in her heart. Dan dengan segenap kemampuan gue sebagai anak, gue coba bikin puisi buat mama gue sebagai hadiah buat beliau ( maaf baru bisa kasi ini :( ) :
Langganan:
Postingan (Atom)