Minggu, 11 Mei 2014

Malam yang Singkat - [CMM 10 Mei 2014]

Malam ini malam Minggu. Di sudut kanan bawah layar komputer Tio menunjukkan waktu pukul 18.50. Satu jam telah berlalu sejak Tio berniat ke kamar mandi, melepas badannya dari rasa gerah yang menyelimuti. Ia selalu bisa menghabiskan waktu berjam-jam dengan "pacar"-nya itu. Dan, sepertinya sekarang ia akan benar-benar beranjak untuk memenuhi keinginannya. 

Malam ini berbeda dengan malam Minggu sebelumnya, namun tetap pada satu tema yang lebih banyak menghiasi malam Minggunya, Menghabiskan Waktu bersama Sang PC. Tio ingin keluar menikmati malam ini, tapi entah kenapa tubuhnya terasa berat sekali untuk diajak. Tubuh, pikiran, dan hatinya seakan memiliki otak masing-masing. Mereka bersikap sesuai kemauan mereka sendiri.

Tio masih sibuk mengeringkan tubuhnya dengan handuk biru yang sudah agak robek di bagian sudut kanannya-atau mungkin kiri, itu tergantung dari sisi mana kamu mendiamkannya, lalu menarik pandangan ke arah bagian yang robek-saat hapenya berdering. Jhon teman sekelasnya ketika masih kuliah mengirim pesan singkat kepadanya, Tidak ke luar kan? Boleh saya ke rumahmu malam ini?
Entahlah, rasanya Tio hanya ingin menikmati malam ini sendirian, atau mungkin berdua dengan komputernya, "pacar" yang selalu setia menemani malam Minggunya. Tapi, mempersilahkan temannya untuk datang ke rumahnya makin membuktikan jika tubuh, pikiran, dan hatinya benar-benar memiliki otaknya masing-masing.

Tio adalah seorang penyiar di radio swasta yang cukup dikenal di kotanya. Itu dulu, jauh sebelum jalan hidup mengarahkannya menjadi seorang Part Administration Staff di kantornya sekarang. Dunia broadcasting, dunia yang membuatnya bertemu dengan seseorang yang memiliki semua karakter cewek yang ia impikan, sekaligus memaksa ia terpisah dengan beberapa temannya yang merasa ia salah memilih. Dan, mungkin, iya benar, ia salah memilih, karena ia sendiri pun ragu apakah ia telah salah memilih atau tidak. Iya, ia memang ditinggalkan karena hadirnya laki-laki yang baru di hubungannya, tapi karena bertemu dengan perempuan itu, membuat ia menemukan dunia baru, dunia yang membuatnya nyaman dengan segerombolan teks tersusun memiliki makna, sepertinya ia tidak salah memilih.

Sambil menunggu temannya datang, Tio melatih kembali kemampuannya siaran di sebuah website yang menyediakan akun gratis kepada penggunanya yang ingin memiliki radio streaming pribadi. Berkat website itu, Tio jadi seakan memiliki statasiun radio pribadi. Ia bisa siaran kapanpun, dengan durasi yang ia mau, tapi tidak bisa di manapun. Akan sangat sulit baginya menemukan laptop yang mau dipinjamkan untuk digunakan siaran olehnya. Jadi, ia hanya bisa siaran di kamarnya, di komputer miliknya.

Satu jam berlalu, waktu begitu cepat berlari ke titik sebelas malam. Tapi teman Tio belum juga datang. Seperti yang sudah ia duga sebelumnya, temannya akan mengulang lagi yang pernah ia lakukan. Diawali dengan pesan singkat yang mengatakan jika ia akan datang, dan diakhiri dengan kenyataan yang tidak sama. Tanpa pemberitahuan, tanpa permintaan maaf karena tidak bisa memenuhi apa yang diketik olehnya jempolnya sendiri.

Sumber Gambar
Tubuh Tio belum ingin diistirahatkan. Rasa mengantuk juga belum menyapanya. Tapi, Tio memutuskan mengakhiri malam Minggunya dengan sebuah pejaman, lagi. Lagipula, adiknya yang sudah dari tadi menunggu gilirannya, sepertinya sudah tidak sabar ingin memainkan karakter game onlinenya lewat "pacar" Tio. Malam ini terasa sangat singkat, sesingkat sebuah kalimat yang pernah Tio terima di sebuah kertas kecil berwarna cokelat di saat merayakan ulang tahunnya, I Love You.

8 komentar:

  1. Temannya ga nepatin janji ish, dosa loh itu.
    Suka bagian 'Malam ini terasa sangat singkat, sesingkat sebuah kalimat.' Keren kakdit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, parah tuh temannya.hehe
      Makasih, Nur. :)

      Hapus
  2. Pada akhirnya, Tio masih jomblo. Upss... hahaha.

    BalasHapus
  3. bagus nih kadit cerpennya.
    emang suka bikin kesel sih kalau ada temen seenaknya buat janji dan seenaknya juga batalin.
    gua juga tiap malming pacaran sama laptop. haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, Man. :)
      Yap! Bener banget.
      Yang langgeng ya..hehehe

      Hapus
  4. kejadian seperti itu sering terjadi kak,,selalu ada aja teman yang billang mau ke rumah tapi gak nepati janji tanpa ada permintaan maaf

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya gitu deh. Karena merasa udah jadi temen, udah dekat, jadi berasa gak ada jarak. Dan, salahnya jadi berasa gak perlu ada kata maaf.

      Hapus

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...