Jumat, 03 Januari 2025

Awal Tahun

Dulu, awal tahun selalu menjadi sesuatu yang saya tunggu-tunggu. Momen bisa keluar rumah sampai tengah malam tanpa harus khawatir jalanan jadi sepi. Suasana yang akan terus ramai sampai pagi. Awal tahun juga jadi momen bisa menuliskan resolusi-resolusi yang bahkan satu poin pun tidak pernah saya realisasikan. Cuma jadi bahan caper di postingan biar kelihatan keren di media sosial.

Sekarang, awal tahun bukan lagi jadi hal ditunggu-tunggu. Hanya jadi sedih karena awal tahun  jadi tanda kalau waktu terus bergerak maju. Usia yang bertambah, orang tua yang semakin menua, dan hal-hal indah yang berubah menjadi sesuatu yang hanya ada di ingatan tanpa benar-benar bisa merasakannya lagi. Waktu pelan-pelan mengambilnya satu-satu.

Awal tahun kini bukan lagi soal harus keluar rumah dan resolusi-resolusi keren yang bahkan itu bukan keluar dari diri sendiri. Tapi, bagaimana bisa menghargai setiap momen yang ada sebelum waktu mengubahnya menjadi kenangan.

#30hbc2501
@30haribercerita


Selasa, 19 November 2024

Nek, Apa Kabar

Apa kabar, Nek?

Nenek di sana bagaimana? Sudah tidak kesepian pasti kan? Kan sudah banyak temannya di sana.

Maaf Nek, cucumu ini bodoh sekali waktu kecil. Pas dewasa baru bisa tahu betapa sepinya waktu kita semua pergi mengungsi tapi nenek tetap di rumah saja sendirian. Pasti sepi sekali waktu itu ya Nek. Apalagi lorong di rumah, orang-orangnya pergi juga waktu itu.

Maaf Nek, cucumu ini bodoh sekali waktu kecil. Waktu itu, waktu kita masih di Makassar, mengungsi dan menumpang di rumahnya Oma, nenek jualan nasi kuning nenek dan sudah mulai dikenal. Tapi cucumu ini di pikirannya hanya ingin main terus saja. Akhirnya, nenek menuruti mau cucumu ini lalu pindah ke lingkungan yang banyak anak-anak seumuranku. Iya, sih saya senang karena banyak teman bermain. Tapi, di sana jualan nasi kuning nenek tidak seperti tempat sebelumnya. Lebih banyak sering tidak lakunya. Saat dewasa baru sadar kalau itu bisa saja jadi momen nenek punya warung sendiri.

Maaf Nek, cucumu ini bodoh sekali waktu kecil. Aku selalu menganggap nenek itu kuat. Durian banyak pun nenek makan tidak masalah. Tapi, justru itu jadi awal momen nenek tidak seperti nenek biasanya. Nenek hilang kesadaran dan pelan-pelan penyakit itu mulai muncul, pelan-pelan mulai merebutmu dari kita.

Maaf Nek, cucumu ini terlalu egois waktu kecil. Hanya pikirkan diri sendiri, mengganggapmu beban. Lebih banyak bercerita denganmu. Seperti yang biasa nenek lakukan waktu aku kecil dulu.

Maaf Nek, cucumu ini terlambat bisa punya uang sendiri. Jadi tidak bisa bikin nenek dapat perawatan yang maksimal.

Maaf, Nek.

Aku rindu Nek dikasi jergen merah kecil itu yang tutup merahnya sering terlepas karena sudah longgar. Jergen yang sering aku bawa kalau disuruh beli minyak tanah.

Aku rindu Nek dikasi list belanjaan dari nenek. Saya jalan kaki ke pasar, sambil ingat ingat pesanmu, kembaliannya nanti diambil saja. Terus, kembaliannya kupake beli buku arti mimpi, kupikir itu buku arti mimpi yang mengartikan makna mimpi, tapi ternyata itu mimpi untuk liat arti yang dipakai pasang shio.

Aku rindu, Nek. Aku rindu es kue buatanmu. Aku rindu supermi yang dikasi jeruk nipis buatanmu. Menu andalan yang sering kau buatkan kalau cucumu ini sedang demam.

Nek, bahkan saat kau masih ada, kau sudah berjanji akan sering awasi aku kalau nanti sudah tidak di dunia ini.

Nek, sekarang aku sudah punya Nahla. Dia cantik, Nek. kalau nenek masih ada, pasti nenek so gigit lagi anakku itu. Nek, di rumah so rame, anaknya Rati so ada 3 Nek.

Nek, apa kabar di sana?

Rabu, 14 April 2021

2 Ramadan 1442 Hijriah

Cepat juga adaptasinya, kepala aman hari ini. Tapi, tetap saja hari ini belum bisa ke Pasar Ramadan. Wajib ya ke sana? Jawabannya ya wajib tidak wajib. Wajib karena adanya hanya di bulan Ramadan. Jadi, rugi saja kalau tidak ke sana walau hanya sekali. Tidak wajib, karena kalaupun tidak pergi tidak akan mengakibatkan apa-apa juga..hehe.

Saya kurang nyaman berada di keramaian. Tapi, sepertinya Pasar Ramadan bisa jadi pengecualian. Paling sering kalau datang bukan karena mau beli sesuatu. Paling kalau bukan datang karena ada janji sama teman mau buka puasa bersama, yaa datangnya hanya karena ingin sekadar habiskan waktu saja. Keliling-keliling sambil menunggu waktu berbuka tiba.

Sampai hari kedua, malamnya masih hujan. Jadi ingat, katanya doa pas hujan itu mustajab. Hujan di hari biasa saja sudah mustajab, apalagi hujan di hari di bulan Ramadan seperti ini ya.

Tulisan hari kedua ini singkat. Tapi, perjuangan untuk tidak tunduk sama magernya itu yang tidak singkat. Dengan kondisi abis hujan yang bikin suasananya dingin-dingin asik, tingkat kemageran pun meningkat. Makanya, butuh waktu yang cukup lama baru saya berhasil 'melawan'.

Selasa, 13 April 2021

1 Ramadan 1442 Hijriah

Tivi di depan saya sedang memutar Crayon Shincan The Movie. Karena sedang tidak ada acara yang bagus menurut saya di channel lokal HD yang ada di Indi*home, saya iseng coba buka aplikasi lainnya yang selama ini tidak pernah saya sentuh. Saya penasaran dengan aplikasi Catchplay. Setelah coba buka, astaga saya baru tahu ternyata paket internet saya sudah sekalian dengan paket bisa nonton gratis di aplikasi ini. Dan, Sinchan The Movie ini terputar ya dari aplikasi ini sambil saya mengetik postingan ini.

Niat ingin menulis setiap hari selama Ramadan ini sudah lama ada. Tapi, baru kali ini benar-benar melakukannya. Selama ini selalu saja kalah sama alasan yang bisa dibilang sengaja saya ada-adakan..hehe. Kebiasan menunda, sukanya nanti dulu, dan ah nanti besok saja sekalian. Yaa, itu semua alasan yang bikin niat ini hanya jadi sebatas niat.

Sebelumnya mau bilang Alhamdulillah karena masih ketemu bulan Ramadan. Masih ada kesempatan untuk perbaiki segala kekurangan di tahun lalu. Anggap saja menulis ini adalah salah satunya. Di hari pertama puasa ternyata saya harus merasakan lagi hal yang sama seperti hari pertama puasa tahun lalu. Sakit kepala. Iya, sakit kepala. Tapi, syukurnya tahun ini tingkat sakit kepalanya tidak seperti tahun lalu. Tahun ini, sakit kepalanya masih bisalah untuk saya atasi. Kalau tahun lalu, bergerak sedikit saja kepala sudah kayak mau pecah.

Menurut ke sok tahuan saya, bisa jadi ini karena efek tidak ngopi pagi. Di hari-hari biasanya, setiap hari minimal di jam setengah 10 pagi pasti ngopi. Dan, karena lagi menjalankan ibadah puasa, otomatis tidak bisa ngopi pagi, yang Insya Allah ini akan selama sebulan lamanya. Mau tidak mau ngopinya harus pindah jam tayang dulu jadi setelah buka puasa.

Semoga besok sudah terbiasa. Jadi, tidak perlu lagi ada acara sakit kepala. Dan, niat ingin ke Pasar Ramadan bisa terealisasi. Aamiin!

Rabu, 07 April 2021

Kue Ulang Tahun buat Mama

"Aji! Kopi satu!", kemudian saya duduk di tempat biasanya di warung kopi depan kantor. Sambil tunggu kopi dibikin, buka FB di hape, eh iya, hari ini ulang tahunnya mama. Saya langsung menghubungi dua adik saya, minta tolong carikan kue. Di keluarga kami, merayakan ulang tahun bukan sesuatu yang rutin kami lakukan. Tapi, kali ini entah kenapa saya merasa ingin ada suasana yang berbeda. Walaupun yang membuatnya beda itu hanya sebuah kue ulang tahun tanpa ada acara khususnya. Kue ulang tahun yang dibeli dadakannya siap jam satu siang kata adik saya.


Saya dan dua adik saya memberikan kue ini ke mama. Sayangnya ponakan saya yang perempuan sedang tidur siang. Kalau dia belum tidur, dia pasti yang jadi paling heboh. Anaknya suka sekali dengan kue ulang tahun soalnya..hehe. Pulang makan siang di rumah kali ini terasa beda. Ada kue ulang tahun mama dan ada senyum manis dari mama dan papa. Selamat ulang tahun, ma. Sehat selalu. 

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...